PERMASALAHAN KESEHATAN “KURANG GIZI”





            Keadaan gizi masyarakat Indonesia saat ini masih memprihatinkan, walaupun berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasinya. Banyak faktor yang mempengaruhi masalah gizi, baik itu langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu untuk mengatasinya diperlukan pendekatan terpadu dari berbagai sektor.
            Masalah gizi berdampak terhadap kualitas sumber daya manusia yang sangat diperlukan dalam pembangunan, maka tujuan jangka panjang program perbaikan gizi diarahkan untuk tercapainya keadaan gizi yang optimal bagi seluruh penduduk yang dicerminkan dengan semakin meningkatnya jumlah keluarga yang berperilaku gizi seimbang
            Permasalahan kekurangan gizi yang  terjadi, itu merupakan tanggung jawab kita semua. Penanganan warga yang terkena kekurangan gizi menjadi salah satu fokus kita kedepannya.
Untuk menangani hal tersebut maka perlu dilakukan 4 (empat) strategi yaitu:
1.    Pemberdayaan keluarga,
2.    Melakukan advokasi, sosialisasi dan mobilisasi kepada para pengambil keputusan,
3.    Mengembangkan jaringan kemitraan, dan
4.    Melakukan pemberdayaan petugas dalam menangani masalah yang ada

Untuk meminimalisir kondisi kekurangan gizi, maka diperlukan kerja sama dari berbagai sektor, yaitu:

1.  Masyarakat
            Masyarakat dapat berperan dalam meminimalisir kasus kekurangan gizi  yaitu dengan meningkatkan layanan posyandu. Pelayanan Posyandu harus dihidupkan lagi hingga ke pelosok daerah. Posyandu di masa lampau telah menunjukkan kinerja yang efektif dalam penemuan dan penanganan masalah-masalah kesehatan anak dan ibu, hingga pelosok daerah. Revitalisasi Posyandu, menjadi suatu langkah yang paling mungkin untuk dilakukan.

2. Peran Pemerintah
            Pemerintah Daerah apabila betul-betul berkomitmen dalam hal ini, dapat memberi penguatan pada sukarelawan, misalnya memperhatikan logistik, transportasi, dan kemudahan fasilitas infrastruktur, demi kelancaran tugas para sukarelawan Posyandu. Lebih dari itu, adalah komitmen bersama untuk bersungguh-sungguh dalam upaya pengentasan kekurangan gizi pada anak, tanpa komitmen, upaya apapun akan berjalan sia-sia.

3. Peran DinKes
            Dinkes lebih melakukan  upaya pemulihkan warga yang terkena kekurangan gizi agar dapat kembali sehat seperti semula. Untuk itu kedepannya peningkatan peran Posyandu agar lebih dimaksimalkan guna meminimalkan adanya kekurangan gizi. Karena posyandu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan yang paling depan dan langsung menyentuh ditengah-tengah masyarakat. Selain itu kepada kepala lingkungan dan lurah juga diharapkan lebih memperhatikan masyarakatnya agar tidak terkena kekurangan gizi selain lebih memaksimalkan peran posyandu, dalam upaya meminimalisasi kekurangan gizi pihaknya juga akan melakukan pemetaan terhadap kasus kekurangan gizi tersebut dengan melibatkan lintas sektoral.
            Selain berbagai sektor diatas, perlu juga peran serta sektor lainnya yang terkait seperti Badan Ketahanan Pangan dan Dinas Sosial dalam hal penanganan kekurangangizi.

























DAFTAR PUSTAKA

http://www.fateta.ipb.ac.id/index.php/Berita-Terbaru/penanganan-masalah-gizi-di-indonesia

0 komentar:



Posting Komentar