“RUICAO”
UNTUK TANTI”
Oleh: Shofi Nazilatur Rizqi/
25010112130383/ F
Sore itu disaat butiran hujan meneteskan airnya didesa
ku, suasana sangat gelap mencekam, udara berhembus bagaikan parade seorang
model di catwalk , dan derap-derap langkah kaki yang riuh berhasil memicuku
untuk sejenak menengok aktifitas kepala-kepala manusia diluar, aku mengintip
dari celah pintu rumah yang memang sudah banyak lubangnya, bukan lubang tikus
ataupun hasil kreasi rayap, namun merupakan hasil sulapan ayah ku yang
menemukan triplek bekas meja tenis di pekarangan rumah Kong Achong orang
terkaya yang ngakunya punya banyak saham di beberapa perusahan tahu. Sekilas
aku melihat langkah gontai dari seorang gadis cilik yang ada di persimpangan
jalan, tidak jauh darinya sekitar Lima puluh meter aku melihat beberapa warga
yang berlarian seakan ingin mengejar sebuah truk penuh emas, memakan seporsi
menu spesial di hotel bintang lima, dan seperti ibu-ibu yang melihat diskon limapuluh
persen di maal. Mereka meneriakkan sebuah kata yang membuat hati q miris
teriris gundah gulana dan aku simpukan aku mengalami sindrom galau yang sudah
di level empat, yaitu “Gadis cantik Aids harus diusir”. Ya memang gadis itu
cantik, rambutnya terurai panjang meskipun hanya beberapa helai saja, dengan
tahi lalat di atas hidung sebesar biji pepaya, kulit hitam abu yang menyiratkan
kecantikan yang terpendam dan gelang karet yang dibentuk menyerupai rantai,
tapi kenapa harus diusir? Bukanya anak-anak seperti gadis ini harus dirangkul,
di lindungi hak-haknya, diberikan jaminan hidup yang tenang? Kenapa mereka
setega itu? Apakah hati mereka terbuat dari campuran semen yang didiamkan
selama sepuluh jam? Pertanyaan itu berputar-putar di fikiranku seakan ingin meloncat
bagaikan kelinci yang dikejar seekor serigala, muncul suatu keinginan dalam
diriku untuk menghampiri gadis kecil itu, namun langkahku terhenti ketika
sebuah teriakan panjang ala gadis pinggiran kota tiba-tiba terdengar “Laksmiii
mii laksmiiii..., “. Aku pun segera menengok ke pintu belakang, ternyata itu
Minah anak bu RT yang di bilang trend hijab ndeso, meskipun ada embel-embel
ndeso, dia sering menyamakan dirinya dengan Dian Pelangi maskot hijabers 2012.
Ternyata dia datang ke rumahku untuk mengajakku pergi ke LSM Gondang buat jadi
duta “Wanita Cerdas Tanpa Aids”, akupun mengiyakan tawaran Minah untuk pergi ke
LSM tersebut, kali saja bisa bertemu dengan gadis cilik tadi yang tidak sempat
aku hampiri.
Keesokan harinya akupun bersiap-siap buat pergi dengan Minah,
asat punya usut si Minah ingin pergi ke LSM tersebut karena ada Mang Kardi
ketua RT desa Tangkilan yang merupakan cemceman si Minah sejak ada pertemuan
antar RT se Kecamatan Bojong di rumahnya. Maka dari itu tidak mengherankan jika
pagi itu si Minah dandan dengan lipstik merah yang sangat tebal dengan eyeliner
mengelilingi matanya, bulu mata sepanjang bulu ayam dan berdandan ala hijabers
Hana Tajima yang menurutku lumayan sedikit modis untuk ukuran anak ketua RT.
Sesampainya di LSM tersebut wajah minah berubah kecut layaknya sayur asem yang
dibiarkan terbuka di wadahnya selama empat hari, bahkan seminggu karena saking
kecutnya, ketika melihat Mang kardi
lebih sering melihatku dari pada melihat dandanan si Minah yang sudah di
persiapkan sejak dua minggu yang lalu. Ternyata minah telah kursus menjadi
hijabers di Google selama dua minggu gara-gara melihat status Mang kardi di
facebook yang menyebutkan bahwa dia suka wanita hijabers. Namun aku tidak
memperdulikan hal itu, mata ku sibuk mencari sesosok gadis kecil yang tidak
sempat ku temui kemarin sore. Mataku tiba-tiba terhenti ketika melihat siluet
wajah gadis kecil dengan biji pepaya di hidungnya dan pakaian yang sama dengan
yang dikenakan gadis kecil kemarin sore. Aku pun segera menghampirinya, ketika
aku sudah berjarak 2 meter gadis kecil itu berbicara dengan nada tinggi “
jangan sentuh aku ! ” , akupun mengerutkan keningku, sebegitu kotorkah diriku,
sebegitu jelekkah mukaku sampai-sampai ada anak kecil yang tidak mau aku
sentuh, aku menepiskan pikiran-pikiran yang tanpa permisi melintas di otak ku,
aku berlari untuk menggapai tangan gadis itu,sekuat tenaga aku berlari, seluruh
jiwa raga aku kerahkan disitu demi satu tujuan yang cukup mulia, meraih tangan
gadis kecil tadi, setelah tanganya berhasil aku genggam gadis itu berteriak
kembali “Kakak bodoh, sekarang kakak sakit seperti aku, tidak akan ada orang
lain yang ingin menyentuh kakak” .Aku bingung bukan main mendengar teriakan
gadis itu, aku pun menangkap pemikiran yang salah dari ucapan gadis kecil tadi,
akupun merangkulnya dan membawanya ke kursi panjang dekat kantor kepala LSM.
Disini aku menjelaskan bahwa keberadaanku disini bak bundadari seperti yang
ditayangkan di Televisi, bukan untuk menghinanya, bukan untuk merendahkanya,
tetapi aku ingin merangkulnya memberikan semangat hidup yang lebih buat Tanti
gadis kecil yang aku tau namanya dari nametag bergambar hellokitty yang
dipakainya. Setelah aku beri penjelasan tentang semua masalah penyakitnya dia
pun lumayan mengerti dengan sesekali menganggukan kepalanya, dan yang
akhir-akhir ini aku tahu ternyata dia mengantuk, bukan karena tau apa yang aku
jelaskan. Tanti, gadis yang semula aku rasa masih seumuran anak SD ternyata
salah, rupanya dia sudah berumur 19 tahun, pawakanya yang kecil serta
tulang-tulang tangan dan tubuhnya yang sudah kelihatan bentuknya, serta wajah
unyu yang tidak bisa terelakkan membuatnya nampak layaknya anak SD. MasyaAlloh
ternyata penyakit ini telah merenggut kebahagiaan remajanya, semua kebahagian
seakan-akan menjauhinya, bahkan Tanti telah kehilangan ibunya sejak 5 tahun
yang lalu karena penyakit yang sama, ayahnya pergi meninggalkanya sejak dia
berusia 4 bulan dalam kandungan, kata
ibunya ayahnya sudah menjadi anggota DPR bawahan pak Jokowi di gedung-gedung
yang megah itu, entah masih menjadi anggota ataupun sudah di lapas tersandung
kasus korupsi yang akhir-akhir ini terlihat di Tv. Setelah aku merasa cukup
dekat dengan Tanti, aku pun meminta ijin kepada kepala LSM untuk mengajak Tanti
untuk main kerumahku, namun dengan alasan keselamatan permintaanku pun ditolak,
meskipun sedikit kecewa aku berusaha untuk menyembunyikan perasaanku ini,
akhirnya aku pun memutuskan untuk segera pulang karena hari mulai gelap.
Disepanjang perjalanan pulang suasana gerimis mulai
menghampiri, kebetulan jarak rumahku dengan LSM tersebut lumayan dekat sedekat
jari manis dan kelingking sekitar 500 meter, aku dan Minah memutuskan untuk
jalan kaki barang kali ada truk sayur yang mau membarengi kami, namun itu semua
tidak terjadi kami tetap jalan kaki. Karena Minah masih kelihatan marah sama
aku, akupun berusaha untuk mencairkan suasana dengan sesekali meledeknya, wajah
Minah keliatan cemong karena eyeliner yang di gunakan luntur terkena gerimis
dan bulu mata ayamnya lengser turun menutupi matanya sehingga sering kali dia
memegangi bulu matanya supaya tetap ngeksis seperti bulu mata anti badainya
syahrini, wajah Marni saat itu lebih buruk dari seorang teknisi mesin yang
ketumpahan oli, ibu-ibu rumah tangga yang kehabisan stok minyak tanah saat
antree , dan wajah seorang wanita jomblo yang tau gebetanya sudah punya pacar,
sungguh mengerikan.
Gerimis sore tadi seakan enggan meninggalkan desa ini, di
kamar aku membuka laptop acer q dan menancapkan sebuah modem dengan kulit
luarnya yang sudah mulai luntur, iseng-iseng aku mengetik sebuah kata di google
“Obat untuk penderita Aids” aku senang
bukan kepalang menemukan seseorang yang bisa sembuh total akibat memakan rutin ruicao
yaitu produk yang diformulasi
berdasarkan prinsip TCM (Traditional Chinese Medicine), ya meskipun produk ini
masih awam di telinga ku namun tak ada salahnya untuk mencoba. Ingin rasanya malam
ini juga segera mencari ruicau di toko klontong yang berjajar diujung jalan,
namun karena hujan tak mau sedikitpun berkompromi akupun membatalkan rencanaku
ini. Aku memutuskan untuk pergi pagi
harinya, setelah menanyakan obatnya kesana kemari seperti lagunya ayu tingting
aku pun menemukan ruicao dari toko yang aku datangi ke duabelas. Aku sesegera
mungkin mengantarkan ruicau ini ke LSM yang aku datangi kemarin. Hal yang
paling tidak aku duga bahwa pihak LSM menolak untuk memberikan obat itu ke
Tanti, namun dengan sekuat spidermen aku pun berusaha untuk meyakinkan, aku
berusaha memberikan bukti-bukti dan testimoni orang-orang setelah meminum
ramuan cina tersebut, aku merengek, aku memohon, aku bersimpuh dan akhirnya
pihak LSM mengijinkanya dengan syarat aku bisa menanggung akibat terburuk yang
mungkin terjadi. Aku pun mengiyakan hal tersebut.
Setelah risetku terhadap obat ini berjalan sekitar 4
bulan, aku menemukan hal positif yang terdapat dalam diri Tanti, kulit tanti
yang semula hitam-hitam seperti terbakar kini sudah mulai mengalami perubahan
lebih baik, badan tanti sudah tidak kurus, sekarang tanti bagai lady gaga yang didandani ala gadis desa,
cantik.
Mungkin ini hanya sebuah sugesti semata, namun dari hasil
yang ditunjukkan setelah 12 bulan benar-benar membuatku kagum, Tanti sembuh
total, dia sekarang tumbuh menjadi gadis lady gaga desa ku yang cantik dan
selalu tetap ceria memandang kehidupanya ke depan. Ruicau, kau telah merubah
dunia Tanti kecil ku seperti pelangi yang akan menampakkan keindahan abadinya
bagi setiap orang yang melihatnya.
0 komentar:
Posting Komentar