Potret Kaum Muda Yang Terjebak Slogan Politikus

Potret Kaum Muda Yang Terjebak Slogan Politikus

Saat ini bangsa indonesia berada pada Era Reformasi, era ini membawa beberapa perubahan yang mencolok bagi bangsa Indonesia.  Pertama, dibukanya kesempatan kembali untuk bergeraknya partai politik secara bebas termasuk medirikan partai baru.  Kedua,  pada  pemilu 2004 untuk pertama kalinya dalam sejarah indonesia diadakan pemilihan presiden dan wakil presiden yang  dipilih melalui MPR. Ketiga, diselenggarakanya pemilihan umum untuk suatu badan baru yaitu Dewan Perwakilan Daerah yang akan mewakili kepentingan daerah secara khusus. Keempat, diadakannya “electoral thresold “ , yaitu ketentuan bahwa untuk pememilihan legislatif setiap partai harus meraih minimal 3% jumlah kursi anggota badan legislatif pusat.
Pemilihan Umum 2014 diikuti oleh 12 partai politik dan 3 partai lokal aceh. Pemilu merupakan sebuah pesta demokrasi indonesia yang diadakan dalam periode lima tahun sekali dimana rakyat Indonesia memiliki hak untuk memilih dan dipilih dalam pemilu. Banyak  strategi partai politik untuk menggaet pemilih muda yang masih awam mengenai dunia politik, banyak partai politik yang menggunakan pendekatan jitu untuk menaklukkan kegalauan hati kaum muda untuk memilihnya dalam pemilu, oleh sebab itu sistem “Obral Janji” yang kebanyakan dipilih oleh para calon legislatif.
Menjelang pemilu yang akan diadakan pada 9 april 2014, iklan politik santer di tampilkan, baik di media massa, cetak maupun elektronik. Mendekati prosesi tersebut banyak berjejer-jejer iklan yang berwujud poster, baliho, spanduk maupun selebaran-selebaran kecil yang berisi nama calon legislatif , nomor urut serta iming-iming janji  atau lebih ngetrend disebut slogan politik. Banyak  partai politik hanya memamerkan foto dan slogan yang sangat imajinatif, seperti “APBD, untuk rakyat!”, “pilih saya, pendidikan 100% gratis”. Tentu saja sebagai orang awam akan merasa terlena jika melihat secara sepintas slogan tersebut, alangkah lebih baik jika  tidak menelan mentah-mentah janji tersebut. Perlu adanya sebuah pemikiran yang kritis dan uji yang sangat mendalam apakah slogan tersebut terkesan realistik di masa mendatang atau tidak.  Fakta  selanjutnya, jika kita menengok kebelakang lagi, banyak upaya  dari para calon legislatif yang menyuarakan dirinya bersih dan anti korupsi, melihat dewasa ini marak aksi korupsi menjamuri meja legislatif. Namun  pada kenyataanya banyak janji-janji yang berupa isapan jempol, para calon legislatif tidak menerapkan sloganya dan bahkan berkebalikan dengan moral yang seharusnya dimiliki oleh wakil rakyat (Sebagian). Alangkah lebih baik pembuatan slogan disesuaikan dengan integritas dirinya apakah slogan tersebut sesuai dengan dirinya, dan sangat dibutuhkan sikap bijaksana dalam membuat slogan.
Hal inilah yang membuat masyarakat harus memilih dengan cerdas, sehingga tidak  terjebak dengan slogan yang dipasang oleh para partai politik tersebut. Maka, jadilah pemilih yang cerdas, indonesia sejahtera dimulai dari para pemilih yang menggunakan pikiran cerdasnya untuk memilih ! salam pemilu 2014 !




      
Nama               : Shofi Nazilatur Rizqi
TTL                 : Magelang, 25 Desember 1993
Alamat             : Blangkunan 01/01 Mungkid Magelang
Pendidikan      : Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip
Email               : Shofinarizqi@gmail.com


0 komentar:



Posting Komentar